GRETTA Cassiopeia

GRETTA Cassiopeia

1.10.08

eclipse


Well, seharusnya aku membicarakan mengenai novel SPIDERWICK CHRONICLES di postingan kali ini, tapi aku membiarkan diriku terlena sedikit dan malah membicarakan ECLIPSE, buku ketiga dari seluruh TWILIGHT series yang ada, yang baru saja terbit edisi bahasa Indonesianya baru-baru ini.


Aku terheran-heran dengan bagaimana cara Stephenie Meyer menghipnotisku. Ia membuatku tidak tidur semalam suntuk untuk membaca 600 lebih halaman ceritanya. Dan aku menikmatinya. Itu konyol. Meminjam istilahnya, kurasa aku juga kena penyakit obsesif-impulsif.~_~.


Membaca Eclipse ini, sulit membuatku tidak bersimpati pada Jacob Black. Apalagi dengan kejamnya, Stephenie Meyer menuturkan epilog dari sudut pandang Jacob. Benar-benar membuat hatiku teriris. Walaupun tentu saja aku sudah tahu apa yang akan terjadi pada Jake selanjutnya (aku sudah membaca spoiler-nya Breaking Dawn, buku keempat), itu tetap saja membuat miris.

Aku tahu menyebalkan membaca postingan ini, karena jelas, aku sama sekali tidak menggambarkan apa yang terjadi di buku itu. Kalian harus membacanya sendiri. Eclipse terlalu rumit untuk dijelaskan.

Terlalu banyak hal-hal baru yang kurasakan ketika membacanya. Seperti misalnya ternyata aku iri pada Bella. Aku memang sudah iri padanya sejak lama, tapi kali ini lebih ke perasaan benci. Bagaimana bisa cewek macam dia mempermainkan dua cowok paling sempurna di dunia? Aku tau Bella merasa bersalah juga tentang ini, tapi seperti kata Jake, itu tidak mengubah keadaan. Bella benar-benar mengalami dilema yang sama denganku, She’s in love with Edward Cullen, but has a crush on Jacob Black. bedanya adalah, I had a crush on Taylor Lautner, bukan Jacob Black.

Sejujurnya aku agak ngeri membayangkan novel ini difilmkan, bukan berarti aku tidak mau, tapi pasti akan sulit bagiku melihat Kristen Stewart berada sedekat itu dengan Taylor Lautner (Taylor now is my friend on Myspace!^_^). Betapa beruntung cewek itu bisa mendapat peran sebagai Bella. Aku tak peduli dia jadi sedekat apa dengan Robert Pattinson, Rob tidak bisa menjadi Edward Cullen. Tapi Taylor terlalu mirip dengan Jacob. Sama persis malah, selain rambutnya yang gondrong. Ini agak aneh, tapi kurasa Stephenie tahu Taylor Lautner-lah yang akan memerankan Jacob di Twilight the movie begitu ia pertama kali melihat Taylor. Menurut apa yang digambarkan Stephenie, Jacob memiliki warna kulit, warna mata, senyum, cara bicara dan sifat yang mirip sekali dengan Taylor. Bahkan usianya juga nyaris sama.


Ok, kembali ke topik awal. Setelah menurutku Stephenie agak kehilangan pamornya di New Moon, ia bisa mengembalikannya dengan sangat sempurna lewat Eclipse. Aku belum pernah merasa begini setelah membaca sebuah novel sebelumnya. Hidupku jadi seperti vampir, tidak tidur.


Prediksiku untuk Breaking Dawn adalah, Stephenie mencoba membuat segalanya kelihatan baik. Kau tahu, (KUPERINGATKAN INI SPOILER!!!) Jacob pada akhirnya akan meng-imprint anak Bella juga, jadi cinta segitiga yang rumit antara Edward, Bella n Jacob (aku benci menempatkan nama Bella di tengah-tengah Edward n Jacob) akan berakhir. Itu agak terlalu memaksa menurutku. Seharunya Stephenie bisa saja tetap membiarkan Jake patah hati. Seperti kata Rosalie, ”If we had happy endings, we'd all be under gravestones now.” Aku menyetujuinya. Agh, tapi pasti aku tak tega juga harus membaca Jake terpuruk dalam kepatah-hatian.


Yah... endingnya sudah ditetapkan. Tak sabar lagi menunggu terbitnya buku keempat. Aku harus mencoba untuk lebih sabar.

0 reviews: